Membangun dan mengelola bisnis restoran membutuhkan perhatian penuh
dari pemiliknya. Kecintaan terhadap pekerjaan menjadi pendorongnya.
Kalau Anda berminat atau berencana membangun bisnis restoran, pastikan
Anda memiliki passion dan mau terlibat langsung di dalamnya. Di samping
itu, agar sukses berbisnis restoran, miliki juga strategi tepat dalam
menjalankan usaha kuliner.
Kesuksesan Pitaya Phanphensophon, CEO Grup COCA (perusahaan kuliner
asal Bangkok, Thailand), dalam mengembangkan restoran yang menyediakan
hidangan Thailand modern, Mango Tree Bistro, di 60 negara, dapat menjadi
salah satu inspirasinya.
Pitaya mewarisi bisnis restoran keluarga
yang terlah berdiri sejak 55 tahun silam. Pria yang suka memasak namun
tak ingin disebut sebagai Chef ini merupakan generasi kedua restoran
Mango Tree Bistro. Pitaya sendiri telah mengelola restoran sejak 23
tahun silam.
Rahasia sukses Pitaya adalah fokus membuat pelanggan happy
sejak pertama kali datang ke restoran, saat menikmati suasana dan
hidangan di dalamnya, hingga mereka pulang dengan hati senang.
”Anggap
saja seperti mengundang teman makan di rumah, apa yang Anda harapkan dan
akan dilakukan saat mengundang teman? Anda tentu ingin membuat mereka
senang. Begitupun dengan restoran, buat pelanggan senang, mulai sejak
mereka masuk restoran,” jelas Pitaya di sela pembukaan Mango Tree Bistro
di Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta, Jumat (3/11/2012).
Membuat pelanggan datang dan pulang dengan hati senang menjadi
perhatian utama Pitaya dalam menjalankan bisnis restorannya. Untuk
memastikan pelanggan puas dan senang, ia mengaku harus tegas membuat dan
menjalankan aturan.
Bapak empat anak yang mengaku mendapatkan
pleasure dari memasak ini juga melatih dan mengontrol staf-stafnya
dengan tegas, demi memastikan pelanggan senang.
”Pelanggan yang tidak
happy tidak bisa ditoleransi. Kalau staf saya tidak bisa membuat
pelanggan happy, lebih baik cari pekerjaan lain.
Harus ada peraturan dan batas yang jelas, yang tidak bisa dilanggar,
agar staf bisa memahami tugas dan pekerjaannya,” jelasnya tegas.
Pitaya
menegaskan pentingnya aturan main dalam mengelola sumber daya manusia
dalam bisnis restoran. Ia memahami, setiap karyawannya akan datang ke
kantor dengan masalah personal masing-masing. Namun baginya, begitu
mulai bekerja, semua staf di restoran harus mampu membuat pelanggan
senang, dengan pelayanan dan hidangan yang disajikan. Menurutnya, aturan
yang jelas dalam bisnis restoran inilah yang menjadi kunci suksesnya
mengelola karyawan dan mendapatkan pelanggan yang happy.
Selain
manajemen yang baik, bisnis restoran bergantung pada kualitas makanan
dan minuman.
Bagi Pitaya, penting untuk menghidangkan makanan dan minuman dengan
tujuan.
”Apa pun yang disiapkan harus ada alasan di baliknya. Mengapa
Anda menyajikan makanan tersebut, apa yang ingin disampikan oleh chef
melalui masakannya. Saya punya tim untuk mengembangkan restoran, namun
saya juga menganalisa setiap makanan yang disajikan,” jelas
Pitaya.
Menurutnya, untuk menjalankan bisnis restoran atau bistro
dengan minimal 50 staf, si pemilik bukan hanya perlu terlibat langsung
namun mau bekerja kerasa dengan penuh kecintaan terhadap profesi.
”Saya
bekerja 10 jam per hari. Setiap bangun tidur, sebelum mulai bekerja
saya olahraga, untuk menjaga fisik dan agar tidak gemuk. Pekerjaan di
bisnis restoran sangat banyak dan kita harus mencintai pekerjaan itu,”
tuturnya.
Pitaya mengelola bisnis restoran melanjutkan usaha keluarga
sepeninggal ayahnya, 30 tahun silam. Ia pun menerima tanggung jawab
penuh yang diberikan kepadanya sepenuh hati. Pasalnya, pria yang
menggemari fotografi ini telah akrab dengan bisnis restoran karena telah
menjadi bagian darinya sejak belia.
”Saya memiliki restoran ini karena
tradisi dalam keluarga China yang mewarisi bisnis kepada anaknya. Waktu
kecil, saya bangun pagi untuk berangkat ke sekolah dan bapak saya pergi
ke pasar. Saya tinggal di restoran,” ungkap pria 54 tahun yang berlatar
belakang pendidikan ekonomi, lulusan sebuah universitas di
Kanada.
Sukses melanjutkan bisnis restoran keluarga, Pitaya berencana
pensiun tiga tahun ke depan. Tapi pensiun bagi Pitaya bukan berarti
berhenti beraktivitas.
Ia ingin fokus menjadi konsultan, mengajar, menjalankan hobinya di
bidang fotografi, menulis buku melanjutkan buku pertamanya.
Fokus
berbisnis restoran telah menguras waktunya. Masa pensiun inilah yang
akan dimanfaatkannya untuk menjalankan hobi juga traveling. “Saat
berbisnis restoran tak ada waktu untuk hobi dan travel. Saya suka
fotografi, menjadi fotografer amatir yang serius,” ungkapnya.
Meski
memiliki bisnis restoran, dari empat anaknya tak ada satu pun yang
diarahkannya untuk menjadi Chef. “Namun ada anak perempuan saya seorang
nutrisionist,” ujarnya.
Seperti yang dilakukan orangtuanya, Pitaya juga menyekolahkan anak-anaknya dengan pendidikan terbaik, di
luar negeri.
Meski tak memiliki latar belakang pendidikan yang terkait
dengan kuliner, kebiasaan memasak dan makan bersama di rumah menjadi
bekal utama Pitaya dan keluarganya dalam memahami bisnis kuliner.
”Kami belajar memasak dari meja makan. Saya dan anak perempuan saya
seringkali menganalisa makanan di meja makan. Meja makan bisa membangun
bonding dalam keluarga, mengajarkan cara berkomunikasi yang baik saat
harus mengomentari masakan istri saya misalnya. Di meja makan kita juga
bisa belajar mengenai makanan,” jelasnya.
Dari meja makan inilah, Pitaya belajar memberikan hidangan terbaik
bagi pelanggannya. Memastikan pelanggan restorannya mendapatkan suasana
makan seperti di rumah, akrab, menyenangkan, sambil menyantap hidangan
yang dinikmati bersama orang-orang terdekat.
Suasana hangat dan momen
bahagia ala rumahan inilah yang dibawa Pitaya dalam restorannya dan
menjadikannya sukses menggaet pelanggan di kota besar di Bangkok,
London, Dubai, Tokyo, dan Jakarta.
Sumber : kompas.com diambil dari link berikut.
Sumber gambar : tripadvisor.com
No comments:
Post a Comment