Wednesday, December 26, 2012

5 SI yang Hambat Makroekonomi Indonesia



Menurut Pemikiran Ir. Ciputra selama ini, ada 5 SI yang menjadi faktor penghambat melajunya makroekonomi Indonesia. Jika kita berhasil menaklukkan 5 faktor ini, tidak mustahil kita akan menjadi bangsa dengan kekuatan ekonomi yang jauh melebihi raksasa-raksasa ekonomi dunia seperti Singapura, Amerika Serikat, dan sebagainya.

SI yang pertama ialah BIROKRASI. Kita semua sudah tahu bahwa mayoritas kalangan birokrasi di tanah air belum banyak mendukung berkembangnya entrepreneur-entrepreneur di negeri ini. Meski demikian, terdapat perkembangan yang menggembirakan karena sebagian pemimpin di birokrasi sudah menyadari pentingnya entrepreneurship bagi masa depan bangsa ini. 


SI kedua ialah REGULASI. Peraturan dan perundangan di Indonesia masih perlu ditingkatkan agar lebih pro entrepreneurship. Misalnya, langkah yang diambil oleh Bank Indonesia yang patut diapresiasi ialah mewajibkan perbankan untuk melaksanakan penyaluran kredit mikro sebesar 20% dari portofolio kredit produktif. Dengan demikian, persaingan akan lebih terpacu di pasar mikro agar bunga kredit lebih dapat diturunkan.

SI Ketiga ialah KORUPSI. Sudah bukan rahasia lagi bahwa isu korupsi masih membayangi negeri kita. Inilah yang perlu segera diberantas. Ditambah dengan kepastian hukum yang belum kokoh, korupsi membuat  investor dan mitra bisnis asing harus berpikir ulang saat ingin memasuki pasar Indonesia. Pengusaha dalam negeri sendiri juga terhambat. Korupsi ini juga pada akhirnya membuat infrastruktur kita kurang berkembang, yang pada gilirannya menghambat ekonomi.Tentunya kita tidak mau hal ini terjadi.

SI keempat ialah TRANSPORTASI. Bagaimana  bisa perekonomian dan kesejahteraan sebuah bangsa berkembang jika sarana dan infrastruktur transportasinya masih belum merata? Saat sistem transportasi Indonesia sudah lebih merata, kegiatan ekonomi juga akan lebih leluasa dan berkembang pesat. Itulah yang akan menyuburkan iklim usaha kita.

SI terakhir ialah EDUKASI. Seperti yang sudah saya katakan berulang-ulang, sistem dan metode yang diterapkan dalam pendidikan generasi muda kita harus lebih seimbang. Jangan hanya menekankan kemampuan otak kiri saja, menghafal saja. Sudah saatnya kita merombak kondisi pendidikan yang masih belum kondusif untuk membantu tumbuh kembang anak-anak kita agar bermental entrepreneurship menjadi lebih berfokus pada otak kanan yang menekankan kreativitas.


Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/component/content/article/133-pemikiran-ciputra/21890-5-si-yang-hambat-makroekonomi-indonesia.html



Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment