Thursday, November 15, 2012

Contoh Perkembangan Teknologi yang Melunturkan Etika Tradisional



          Perkembangan IT dewasa ini memang sangat hebat, dan menurut saya arusnya sudah semakin kencang menuju ke segala bidang kehidupan kita. Tak dipungkiri dengan semakin canggihnya teknologi dewasa ini, membuat pekerjaan kita (manusia) memang sangat terbantu, bahkan mungkin peran teknologi tersebut sudah tidak lagi menjadi alat untuk membantu pekerjaan kita, namun sudah menjadi alat inti (utama) dalam menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan kita. Tentunya dengan perkembangan Teknologi yang hebat ini, ada dampak dari sisi positif dan negatifnya. Salah satu Implikasi yang muncul sebagai akibat dari penerapan teknologi Informasi adalah semakin lunturnya etika Tradisional. Nilai – nilai etika Tradisional yang dahulu dijunjung tinggi, dianggap dan diyakini sebagai suatu keluhuran, kini diabaikan karena dianggap tidak efisien.
Berikut ini contoh bagaimana teknologi tersebut mempengaruhi proses Bisnis dan Sosial, dan melunturkan etika Tradisional :

1.      Dalam Bidang Bisnis
TOKO ONLINE
Teknologi :
Internet.
Model Kerja :
Toko online adalah Bisnis jual beli melalui media Internet. Dalam bisnis ini, Penjual membuat Web yang berisi tentang informasi Barang yang diperdagangkannya. Melalui media Internet, calon Pembeli yang posisinya berada dimana saja cukup membuka Web tersebut untuk menemukan barang yang ingin dibelinya. kemudian Pembeli tinggal meng-klik “Beli” pada barang yang ingin dibelinya dan transaksipun telah terjadi. Selanjutnya Pembeli tinggal men-transfer uang ke Penjual via Internet Banking dan Barang, melalui jasa pengiriman barang, akan sampai ke Pembeli dalam hitungan hari.

Etika Tradisional yang hilang:
Pada sistem transaksi jual – beli seperti diatas, transaksi berlangsung meski penjual dan pembeli berada di tempat yang berbeda tanpa ada pertemuan fisik. Hal tersebut membuat beberapa etika transaksi dalam transaksi tradisional menjadil hilang. beberapa etika.Tradisional yang hilang itu adalah:

  • Tatap muka / pertemuan fisik
  • Tawar – menawar
  • Silaturahmi
  • Rasa Kekeluargaan

Tatap muka / pertemuan fisik yang terjadi pada transaksi Tradisional tidak hanya terjadi antara pembeli dan penjual yang terlibat transaksi saja, melainkan juga dengan pembeli – pembeli dan penjual – penjual lain (bila transaksinya di Pasar Tradisional). Pertemuan fisik tersebut, ditambah dengan proses tawar menawar yang sering diiringi dengan candaan memberikan dampak emosional yang positif antara Penjual dan Pembeli sehingga rasa kekeluargaan terbentuk diantara mereka. Untuk selanjutnya, transaksi tidak sekedar transaksi, melainkan juga ajang silaturahmi antara penjual dan Pembeli.

2.      Proses bisnis perdagangan
a.       Teknologi yang digunakan
Penjualan di supermarket, mall, pasar raya menggunakan berbagai fasilitas muthakir : perangkat komputer, kartu kredit, Mesin ATM yang memanjakan konsumen.
b.      Model kerja
Konsumen bisa leluasa memilih barang dan pembayaranya tidak secara tunai.
c.       Nilai tradisional yang hilang
1)      Komunikasi antara penjual dan pembeli kurang diperhatikan, berbeda dengan model jual beli di pasar tradisional yang mengharuskan penjual dan pembeli berkomunikasi dengan bagus, tawar menawar, bisa memberikan kemudahan kepada pembeli (contohnya : pembayaran bisa dicicil atau dihutang)
2)      Pembeli tidak mengetahui pemilik barang secara langsung, karena di supermarket, mall penjualan dilakukan oleh karyawan toko.

 3.      Proses sosial pada bidang pertanian
a.       Teknologi yang digunakan
Mesin traktor untuk membajak sawah dan kebun
b.      Model kerja
Pengerjaan penyiapan lahan pertanian bisa dikerjakan sendiri, tanpa bantuan dari tetangga.
c.       Nilai tradisional yang hilang
Gotong royong dalam proses penyiapan lahan pertanian yang jaman dahulu dikerjakan bersama-sama dengan tetangga sekitar menjadi pudar bahkan hilang sama sekali.

4.      Laundry (Mesin Cuci)
Teknologi :
Mesin Cuci
Model Kerja :
Fenoma terbaru pada masa sekarang salah satunya adalah begitu banyaknya bermunculan jasa pencucian baju (laundry). Daerah perkotaan misalnya seperti kota Yogyakarta adalah daerah yang memiliki prospek yang baik untuk mengembangkan usaha tersebut. Tanpa orang sadari ternyata hal tersebut berdampak pada kebiasaan seseorang untuk bermalas-malasan. Karena orang yang malas pada umumnya beranggapan buat apa mengeluarkan tenaga yang sia2, lebih baik manfaaatkan fasilitas yang ada. Hal secara tidak berdampak pada mulai berkurangnya etika atau kebiasaan kita yang tadinya mau mencuci sendiri menjadi malas mencuci sendiri. Dengan adanya teknologi baru dalam hal ini yaitu mesin cuci, menimbulkan dapak positif maupun negative.
Dampak positif
o   Membantu seseorang yang mempunyai kesibukan yang tinggi
o   Membuat lapangan pekerjaan baru
o   Membantu ibu rumah tangga yang punya bekerjaan banyak
Dampak negative
o   Membuat orang menjadi bermalas-malasan
o   Membiasakan orang hidup boros.
Etika yang hilang
o   Berkurangnya etika atau kebiasaan orang pada umumnya (yang tadinya giat mencuci sendiri menjadi bermalas-malasan)

5.      Sistem Kuliah Online
Teknologi :
Internet
Model kerja :
Semakin berkembangnya perkembangan IT, menyusup juga ke Sistem pembelajaran dalam hal ini Sistem Kuliah Online. Mungkin dirasa lucu, karena dalam Sistem Kuliah Online ini, tidak diperlukan tatap muka, jam kuliah yg terjadwal, ruang kelas untuk perkuliahan, tidak memerlukan buku-buku karena bisa download banyak ebook di internet.
Contoh Perkuliahan online sbb :
Dosen/guru memberikan materi kuliah yg diupload di web atau blog, dengan begitu siswa bisa mendownload dan mempelajari materi yang diberikan dosen/guru tanpa ada proses tatap muka, dan bisa sewaktu2 melihat juga bisa mendownload materi / tugas di web atau blog tersebut. Dan untuk tugas-tugas yang diberikan dosen/guru, tentu siswa bisa mencari referensi langsung di internet, dan bisa langsung dicopas (copy-paste). Hal ini mungkin sangat efisien, tapi tentu tetap ada sisi positif dan negatifnya, serta beberapa etika tradisional / kebiasaan yang luntur akibat proses pemanfaatan Teknologi tersebut.
Etika tradisional yang hilang :

  • Tidak ada perkuliahan langsung tatap muka,
  • Tidak ada ruang kelas untu proses perkuliahan
  • Tidak ada jam kuliah yang terjadwal
  • Kurangnya silaturahmi dari dosen/guru ke siswa, dan juga siswa-siswa
  • Kurangnya rasa kebersamaan.

6.      Dalam Bidang Sosial
FaceBook
Teknologi:
Internet
Model Kerja:
Facebook adalah media jejaring sosial yang diciptakan untuk menjaga komunikasi dengan Keluarga, teman dan kolega yang berada jauh. kemudian Facebook digunakan juga untuk mencari teman atau kenalan. User Facebook A ketika ingin berkomunikasi dengan User yang lain, ia tinggal mengisi Box Message, Wall, ataupun Chat. User B (penerima pesan) dapat menerima pesan dan kemudian membalasnya melalui media yang sama. Ketika ada User A ingin berkenalan dengan User B, ia tinggal mencari nama / email user B, meng-klik namanya, lalu klik “Add as friend”. User B akan menerima permintaan pertemanan dari User A. ketika User B meng-klik “Confirm”, maka pertemanan pun terjadi.
Etika Tradisional yang hilang:
Pada proses komunikasi antar individu diatas jelas tidak terjadi pertemuan fisik antara A dan B. hal ini tentu menghilangkan spirit / jiwa / roh sebenarnya dari ajang komunikasi atau sosialisasi tersebut, yaitu :

  • Ikatan Emosional
  • Silaturahmi
  • Rasa kekeluargaan.

Teknologi memang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya, akan tetapi akan sangat tidak bijak jika dalam pengembangan dan penerapan teknologi tersebut pada akhirnya mengikis nilai – nilai kita sebagai Manusia. Semua dikembalikan pada diri kita masing – masing.

 7.      Game Online dan Playstation
  • Model kerja
Game online dan playstation adalah salah satu dari kemajuan teknologi yang dapat melunturkan nilai-nilai tradisionalisme masyarakat dan dapat menghilangkan nilai kebudayaan yang telah lama diwariskan  oleh nenek moyang kita. Model permainan ini ibarat sihir yang dapat menghipnotis semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Semakin banyaknya rental playstation yang berdiri di setiap tempat dan berdirinya warnet yang menyediakan game secara online sangat mendukung para generasi untuk menghabiskan waktu hanya untuk bergame ria. Hal ini terbukti bahwa disetiap rental playstation dan warnet selalu dipadati oleh anak-anak usia SD sampai Remaja, kebanyakan dari mereka bermain game  
  • Nilai etika tradisional yang hilang
Dengan adanya permainan secara online (game online) kini permainan-permainan tradisional semakin tersingkirkan . jika dilihat dari segi positifnya permainan tradisional memiliki nilai edukasi yang tingi,nilai kebersamaan dan empati terhadap teman, sebagai media untuk berkumpul dan bergaul untuk mengembangkan diri.
Kini nilai-nilai kebersamaan itu kian lama kian luntur akibat semakin banyaknya permainan-permainan modern yang muncul. Dengan munculnya teknologi yang dapat menyingkirkan permainan-permainan tradisional mengakibatkan generasi sekarang ini memiliki kecenderungan yang negatif, mereka tidak terbiasa dengan ide-ide permainan  yang kreatif seperti yang ada di dalam permainan tradisional.
             


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment